Jumat, 24 Juli 2009

wew

Memunyai rekan doa adalah suatu cara yang indah untuk bertumbuh di dalam Tuhan," demikian kesaksian seorang aktivis pelayanan mahasiswa. Dan kenyataan ini memang telah terbukti dalam pengalaman mereka yang mempraktikkannya. Jika dua atau tiga orang Kristen rindu dan rela meluangkan waktu untuk bersama-sama menghampiri Allah dalam doa, serta berjanji untuk setia hadir secara teratur, maka mereka dapat menjadi rekan doa dan memulai suatu persahabatan doa. Persekutuan dalam doa antara dua tiga orang ini merupakan suatu cara yang efektif untuk belajar tentang apa artinya saling mendukung, saling memberi dorongan, saling menanggung beban, saling melayani, dan bertumbuh di dalam Tuhan. Saudara akan merasakan betapa besarnya kuasa doa itu untuk seluruh jemaat atau persekutuan Kristen Saudara doakan serta layani. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan agar persahabatan doa ini berhasil.

  1. Komitmen

    Rekan-rekan doa bukanlah "teman bermain" yang bertemu secara teratur untuk ambil bagian dalam suatu aktivitas bersama. Mereka adalah saudara-saudara dalam Kristus yang rela memberikan dirinya maupun waktunya satu bagi yang lain, dalam suatu persekutuan yang unik. Mengajak orang lain untuk memasuki kehidupan doa kita bukanlah hal yang gampang. Perlu ada kerelaan masing-masing untuk bersikap terbuka dan jujur satu sama lain. Keterbukaan yang tulus dan akrab ini mengandung risiko: kelemahan-kelemahan kita, yang biasanya kita tutup-tutupi, akan diketahui oieh rekan kita. Namun janganlah kecil hati. Risiko ini adalah sesuatu yang diperkenan oleh Tuhan, dan melalui keterbukaan itu Ia bekerja, menyempurnakan pribadi masing-masing. Rekan-rekan doa yang Tuhan berikan kepada Saudara adalah pribadi yang istimewa. Oleh karena itu dalam membina doa bersama jangan habiskan waktu dengan mencoba mengubah mereka menjadi pribadi seperti yang Saudara inginkan. Jadikan waktu doa bersama itu sebagai waktu singkat untuk menikmati bersama hadirat Tuhan.

  2. Prioritas

    Kesungguhan dalam komitmen kepada Allah dan kepada sesama rekan doa, sangat menentukan efektif tidaknya persahabatan doa itu. Yang pertama-tama diperlukan adalah kesungguhan untuk menyediakan waktu, memprioritaskan waktu yang telah disetujui bersama. Pengorbanan waktu yang kita berikan untuk berdoa bersama ini merupakan bagian dari "memberikan nyawa" satu kepada yang lain (Yohanes 15:13).

  3. Pertumbuhan

    Pertumbuhan rohani akan terjadi secara perlahan tetapi pasti dan teratur dalam persahabatan doa ini. Nantikan pertumbuhan rohani ini, demikian pula satu bagian penting dari pertumbuhan yang akan Saudara lalui, yakni penderitaan dan kesulitan. Sementara Saudara dan rekan-rekan doa berjalan bersama, sambil "diubahkan menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (2 Korintus 3:18), pasti akan ada "kerikil dan batu-batu menonjol" di sepanjang jalan itu. Kerelaan untuk menjalani masa-masa sukar bersama-sama akan menjadi ukuran, seberapa penting persekutuan itu bagi masing-masing dan seberapa kesungguhan komitmennya. Jangan putus asa bila persahabatan doa Saudara ternyata tidak menjadi sempurna dalam waktu singkat. Sedikit sekali orang-orang yang memulai suatu persahabatan doa dengan kejujuran dan saling percaya sepenuhnya. Sikap ini baru dapat dicapai setelah melalui suatu proses yang memakan waktu.

  4. Godaan

    Guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan, sebaiknya persahabatan doa dibentuk antara sesama pria atau sesama wanita, atau antara calon suami-istri dan antara suami-istri. Jangan keliru, persahabatan doa bukan suatu bentuk baru dari "berpacaran secara Kristen". Persahabatan doa juga tidak boleh menggantikan persekutuan pribadi Saudara dengan Tuhan. Masing-masing tetap perlu berjumpa dengan Tuhan secara pribadi dalam Waktu Teduh. "Masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapa yang ada di tempat tersembunyi" (Matius 6:6). Sering terjadi, dalam berjalan bersama-sama di dalam Roh, rekan-rekan doa perlu saling menopang dan mendukung, tetapi ini bukan berarti mereka lalu bisa saling membebani atau saling tergantung. Bersandarlah bersama-sama pada batu karang yang teguh, yaitu Yesus Kristus. Suatu persahabatan doa dapat menjadi bagian yang efektif dari persekutuan pemuridan seperti antara Paulus-Timotius, dan di sini ada banyak kesempatan untuk bertumbuh bersama-sama. Tetapi waspadalah agar jangan rekan Saudara menjadi pengantara antara Saudara dengan Tuhan.

Apa yang perlu dilakukan dalam suatu persahabatan doa?

  1. Saling berbagi pengalaman (sharing), terutama hal-hal yang Tuhan sudah ajarkan kepada Saudara, dan masa-masa ketika Tuhan sedang berusaha mengajarkan sesuatu kepada Saudara.

  2. Berbicaralah dengan tujuan yang jelas; hindari percakapan yang bersifat basa-basi dan tidak terarah.

  3. Berdoalah secara khusus untuk kebutuhan masing-masing, untuk rencana-rencana masing-masing dan hal-hal lain yang menjadi beban bersama. Jangan takut mendoakan agar Tuhan menolong rekan Saudara mengatasi kelemahan dan kekurangannya.

  4. Berdoalah dengan tujuan yang jelas, dengan keyakinan bahwa Allah akan bekerja dalam hidup masing-masing, dan masing-masing rela dipakai Allah sebagai jawaban atas doa-doa yang dinaikkan.

  5. Berdoalah secara teratur, dalam setiap situasi pandanglah kepada Allah terlebih dahulu, jangan datang kepada-Nya sebagai pelarian terakhir kalau semua jalan lain sudah buntu.

  6. Saling mendoakan sepanjang minggu, dan bukan hanya pada waktu bertemu.

  7. Carilah cara-cara yang mudah dan efektif untuk saling berbagi pengalaman, mungkin melalui surat atau telepon apabila Saudara tidak dapat bertemu.

  8. Alaskanlah persahabatan doa Saudara pada Yesus Kristus yang berkata, "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebagaimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Matius 18:19-20).

Memulai program doa bersama

  1. Sepakati terlebih dahulu waktu berdoa. Usahakan menyediakan waktu tanpa harus diingatkan lagi melalui telepon dan semacamnya. Hilangkan ketergantungan semacam itu. Jadi tentukan suatu waktu dan buatlah tanda agar mudah di ingat, misalnya dengan memasang jam weker yang selalu akan berbunyi pada waktu yang ditentukan itu, atau dentingan jam dinding, atau setiap selesai makan malam, atau selesai acara TV, dll.

  2. Bersikaplah wajar ketika berdoa bersama. Duduk atau berdiri -- terserah mana yang Saudara pilih. Melipat tangan atau bersama-sama menumpangkan tangan di atas buku -- jika itu membantu Saudara mengekspresikan kebersamaan.

  3. Ucapkan kata-kata damai. Katakan satu kepada yang lain -- "Damai sejahtera Tuhan menyertai kamu" -- "Menyertai kamu juga."

  4. Jangan merasa terikat kepada bentuk doa yang itu-itu saja. Saudara dapat menggunakan macam-macam bahan lain, asal disepakati bersama, misalnya membaca satu pasal kitab Mazmur, mengucapkan Doa Bapa Kami bersama-sama sambil menghayatinya, menyanyikan lagu-lagu rohani, dll. Buatlah sederhana dan pendek.

Sumber asli: HIS, monthly Inter-Varsity magazine, December 1980

Diambil dari:

Judul buletin : Surat Doa No. 3 Mei -- Juni 1988
Judul artikel : Berdoa Bersama Orang Lain
Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta